Puisi Bunga Dan Tembok Oleh Widji Thukul

Tentang- Widji Thukul lahir pada 26 Agustus 1963 di Surakarta. Pria yang bernama asli Widji Widodo adalah penyair dan aktivis hak asasi manusia berkebangsaan Indonesia. Beliau merupakan salah satu tokoh yang ikut melawan penindasan rezim Orde Baru. Sejak 1998 sampai sekarang beliau tidak diketahui keberadaannya, dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer. Salah satu karyanya ialah puisi Bunga Dan Tembok. Berikut puisi Bunga Dan Tembok ciptaan Widji Thukul.


BUNGA DAN TEMBOK

Seumpama bunga

Kami adalah bunga yang tak

Kau hendaki tumbuh

Engkau lebih suka membangun

Rumah dan merampas tanah

 

Seumpama bunga

Kami adalah bunga yang tak

Kau kehendaki adanya

Engkau lebih suka membangun

Jalan raya dan pagar besi

 

Seumpama bunga

Kami adalah bunga yang

Dirontokkan di bumi kami sendiri

 

Jika kami bunga

Engkau adalah tembok itu

Tapi di tubuh tembok itu

Telah kami sebar biji-biji

Suatu saat kami akan tumbuh bersama

Dengan keyakinan: engkau harus hancur!

 

Dalam keyakinan kami

Di manapun – tirani harus tumbang!


Cerita- Puisi ini mengibaratkan rakyat kecil sebagai bunga, yang tumbuh tanpa diharapkan oleh para pemilik rumah. Bunga yang dicabut dan disingkirkan dari tanahnya sendiri. Di lain pihak, puisi ini mengibaratkan sang penguasa sebagai tembok, yang menggusur bunga dari tanahnya sendiri. Sebuah kisah pilu. Namun, di akhir sajak, Widji Thukul memberikan semangat untuk pembaca, bahwa si bunga yang tercabut itu tetap menebarkan benihnya. Benih semangat yang akan terus bergelora di masa depan kelak, merongrong keangkuhan tembok penguasa.

Posting Komentar

0 Komentar